Kehidupan Masyarakat Menengah Kebawah di Daerah Pegunungan


Kehidupan Masyarakat Menengah
Kebawah di Daerah Pegunungan

                        
Corak kehidupan di daerah pegunungan berbeda dengan manusia yang tinggal di dataran rendah, begitu pun sebaliknya. Pada bahasan kali ini akan difokuskan pada pengaruh bentuk muka bumi terhadap kehidupan di daerah pegunungan dan dataran rendah. Aspek yang akan dibahas meliputi : kehidupan di daerah pegunungan , mata pencaharian , pendidikan.

                                Kehidupan  di Daerah Pegunungan



Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dikembangkan biasanya adalah sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk dijual. Aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas, hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama di lereng bawah atau di kaki gunung. Selain pertanian, aktvitas penduduk daerah pegunungan lainnya yang berkembang adalah pariwisata. Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik wisata.Daerah pegunungan pada umumnya menghasilkan produk-produk pertanian berupa sayuran, buah-buahan, dan palawija.

                                        Mata Pencaharian


Pegunungan atau gunung memiliki udara yang sejuk. Hal ini dikarenakan angin yang datang dari arah laut setelah mencapai daerah pegunungan akan naik ke atas. Akhirnya angin akan menjadi lebih dingin sehingga menimbulkan awan dan terjadilah hujan di sekitarnya. Banyaknya hujan di pegunungan mengakibatkan tanah di daerah sekitarnya menjadi subur (banyak mengandung humus). Dengan tanah yang subur memungkinkan tumbuh nya berbagai jenis tanaman. Kesuburan tanah ini berpengaruh terhadap mata pencarian penduduk di sekitarnya. Umumnya penduduk di daerah pegunungan menggantungkan hidupnya dari pertanian dan perkebunan
  • Mata Pencaharian di Bidang Pertanian

Pertanian merupakan mata pencaharian yang telah berabad-abad dilakukan sebagian besar penduduk Indonesia. Itulah sebabnya, Indonesia sering juga disebut sebagai negara agraris. Bentuk-bentuk pertanian yang dilakukan oleh penduduk di bidang pertanian meliputi berladang, bertegalan, bersawah. Berladang ialah bentuk kegiatan pertanian dengan memanfaatkan lahan di sekitar hutan. Kegiatan berladang dulunya dilakukan secara berpindah-pindah. Penduduk membakar hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Setelah panen, penduduk pindah ke tempat lain dan membakar hutan yang lain lagi untuk dijadikan lahan yang baru.
  • Perkebunan

Perkebunan ialah usaha pembudidayaan tanaman pada lahan yang luas yang menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat dua macam perkebunan: perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman perkebunan ialah karet, kelapa sawit, teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu.

                                                    Pendidikan


Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan dan sekaligus
merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan Nasional. Oleh
karena itu, pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan
bangsa, khususnya dalam upaya pengembangan sumber daya manusia. Diperiode
sekarang ini, pendidikan Nasional menghadapi berbagai tantangan yang amat berat khususnya dalam upaya menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di era global, manusia dituntut memiliki pengetahuan luas dalam menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi permintaan tersebut adalah dengan menyelesaikan pendidikan setinggi mungkin, melalui pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang terinterpretasikan dan terencana dengan tetap, dimana sekolah berperan sebagai wadah pembentukan nilai-nilai pengetahuan keterampilan dan sikap sesuai bidang yang diambil. Untuk itu, tuntutan pembahruan pendidikan formal lebih khususnya, harus menjadi pemikiran utama bagi pemerintah dengan tujuan merumuskan kebijaksanaan Negara dibidang pendidikan Nasional yang mengakar pada kepentingan masyarakat banyak. Namun demikian, kenyataan dilapangan menunjukan masih banyak diantaranya anak yang tidak melanjutkan pendidikan formal hingga ke jenjang pendidikan tinggi khususnya di kalangan keluarga petani di Desa Pipiteja Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Persentase angka tertinggi terlihat ditingkat jenjang pendidikan dasar, laki-laki berjumlah 37,45% dan perempuan 57,46%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal anak khususnya dikalangan keluarga petani masih relatif rendah dimana tingkat jumlah jenjang pendidikan yang paling tinggi terletak pada tingkat dasar (SDSMP).
Dalam hal ini, mutu pendidikan formal anak khususnya dikalangan keluarga petani masih sangat terbelakang, hal ini dapat menyebabkan kurangnya sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas. Ace Suryadi dan Dasim Budiyamsah (2004: 14) menyebutkan mutu pendidikan adalah “aspek yang tidak dapat dipisahkan dari pemertaan dan perluasan kesempatan belajar”. Perluasan dan pemerataan pendidikan yang bermutu akan mendorong terwujudnya kelompok masyarakat menengah yang akan menjadi penggerak pembangunan. Maksud dari pernyataan diatas adalah dengan meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia, akan mendorong terjadinya perubahan dari segi pembangunan mulai dari hasil produktivitas kerja yang berkualitas baik dan lain sebagainya. Kurangnya mutu pendidikan anak tersebut, disebabkan oleh status sosial ekonomi keluarga petani, status sosial ekonomi merupakan posisi/kedudukan seseorang yang ditinjau dari segi ekonomi salah satunya adalah pendapatan dengan rata-rata berada sekitar <Rp. 1.000.000,00/bulan dengan jumlah terbesar 65,24 %. Jenis pekerjaan dan tingkat kekayaan orang tua pun merupakan penyebab kurang nya mutu pendidikan formal anak. Jenis pekerjaan keluarga petani di Desa Pipiteja Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas adalah pekerjaan yang dikategorikan berstatus rendah, yaitu petani atau buruh tani, pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang dimana masih banyak keluarga petani yang memiliki fasilitas tradisional terutama dalam mengolah lahan pertanian sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal dalam produksi hasil padi. Selain itu juga mutu pendidikan anak disebabkan oleh pendidikan formal yang ditempuh keluarga/orang tua, pada kenyataan nya pendidikan yang ditempuh orang tua/keluarga petani kebanyakan adalah antara SD-SMP saja (menempuh pendidikan dasar) hal ini dapat dibuktikan bahwa persentase tertinggi dari setiap jenjang pendidikan yang ditempuh keluarga petani terlihat ditingkat jenjang pendidikan dasar, yakni berjumlah 52,14%. Pendidikan orang tua/keluarga petani sangat penting dalam proses menunjang pendidikan anak, terdapat perbedaan ketika orang tua yang pendidikan tinggi, mereka akan mengusahkan anaknya untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, sedangkan bagi orang tua yang mempunyai pendidikan rendah akan cenderung pesimis dalam hal menunjang pendidikan formal anak dengan alasan pekerjaan orang tua sebagai petani, maka anak juga bekerja sebagai petani. Menyikapi fenomena tersebut, seharusnya orang tua/keluarga memotivasi anak untuk dapat menyelesaikan pendidikan formal,
seperti misalnya mendukung mereka agar memperoleh beasiswa prestasi belajar, sehingga bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Daftar Pustaka


Komentar